INFO ISLAMI...SEBELUM HIJRAH 1431H
>> Wednesday, December 16, 2009
Kritikan dan cercaan adalah satu penawar buat mereka yang menerimanya. Benar atau salah kritikan dan cercaan tidaklah terlalu penting untuk dipertimbangkan. Akhirnya, bertanya kepada diri sendiri apakah yang boleh diperbaiki untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Bagaimanapun – dalam kebanyakan kes – kritikan, celaan atau cercaan yang lahir daripada perasaan dendam, iri hati, cemburu atau sakit hati merupakan penyakit hati yang perlu dirawat.
Dulu-dulu saya sangat hairan kenapa apabila seseorang tidak menggemari [menyukai] individu yang lain, beliau masih mahu mengetahui perkembangan orang tersebut. Kemudian, bila dilihat individu itu semakin berjaya maka semakin sakitlah hatinya.
Kini saya faham, penyakit hati adalah penyakit yang sangat kronik lebih dasyat daripada kanser, jantung dan yang setaraf dengannya!
Saya tertarik dengan satu bacaan berdasarkan tulisan Dr. H. Azhari Kasim, Pemasaran Berbasis (Berasas [?]) Islam, Universitas Muhammadiyah, Indonesia. Beliau menulis:
Penyakit hati yang lain, selain su’uzh-zhann adalah ghibah. Dilarang ghibah (mengumpat/menjelek-jelekkan). Seperti firman Allah, ”Dan jangan sebagian dari kamu mengumpat sebagian yang lain.” Tahukah kamu apakah yang disebut ghibah itu? Yaitu: Kamu membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang ia tidak menyukainya.
Kemudian Nabi ditanya: Bagaimana jika saudaraku itu memang seperti yang saya katakan tadi? Rasulullah SAW menjawab: ”jika padanya terdapat apa yang kamu bicarakan itu, berarti kamu mengumpatnya (ghibah), dan jika tidak seperti yang kamu bicarakan itu, kamu telah memfitnahnya.”
Dari A’isyah berkata: saya pernah berkata kepada Nabi: Kiranya engkau cukup (puas) dengan Shafiyah begini dan begini, yakni dia itu pendek. Maka menjawab Nabi: sungguh engkau telah berkata suatu perkataan yang andaikata engkau campur dengan air laut, niscaya akan tercemar.”
Ghibah adalah keinginan untuk menghancurkan orang, menodai harga diri, kemuliaan, dan kehormatan orang lain, sedangkan mereka itu tidak ada di hadapannya. Sikap semacam ini merupakan salah satu bentuk penghancuran karakter. Ghibah disebut juga suatu ejekan merusak, sebab sedikit sekali orang yang lidahnya dapat selamat dari cela dan cerca.
Islam melindungi kehormatan pribadi dari suatu pembicaraan oleh yang tidak disukainya untuk disebut-sebut dalam ghibah, seperti dituturkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW, ”Barang siapa membicarakan seseorang dengan sesuatu yang tidak ada padanya karena hendak mencela dia, Allah akan tahan dia di Neraka Jahanam, sehingga dia datang untuk membebaskan apa yang dia bicarakan itu.”
Ah…. takutkah manusia? Saya mengingati diri. Tanpa disedari ghibah muncul bersama kelemahan hati dan perasaan. Ampunilah daku ya Allah.
(sumber : http://muhdkamil.net/kehidupan/)
0 comments:
Post a Comment